Langsung ke konten utama

Unggulan

STATISTIK SPASIAL II

    A.   Statistik Spasial adalah segala teknik analisis untuk mengukur distribusi suatu kejadian berdasarkan keruangan (Scott & Warmerdam, 2006). Keruangan yang dimaksud disini adalah variabel yang ada di permukaan bumi seperti kondisi topografi, vegetasi, perairan, dll. Berbeda dengan statistik non-spasial yang tidak memasukkan unsur keruangan dalam analisisnya.   Dalam pengukuran distribusi suatu kejadian berdasarkan keruangan dibedakan berdasarkan dua kategori yaitu (Scott & Warmerdam, 2006): ·       Identifikasi karakteristik dari suatu distribusi ·       Kuantifikasi pola geografi dari suatu distribusi. Tipe-tipe Distribusi: ·              Random: S etiap titik sama mungkin terjadi di setiap lokasi, dan posisi titik tersebut        tidak dipengaruhi oleh posisi titik lain. ·      Uniform: sebagai kemungkinan setiap titik sama jauh dari semua tetangganya: "kemungkinannya berada dekat“ ·           Clustered: banyak poin terkonsentrasi berdekatan, dan

(Materi I) Remote Sensing

             
R E M O T E  S E N S I N G


A.   Pengertian Remote Sensing (Penginderaan Jauh)
    Berikut adalah beberapa definisi remote sensing (Penginderaan Jauh) menurut beberapa ahli: 
1)    Menurut Lillesand dan Kiefer (1990)
Penginderaan Jauh (remote sensing) adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah, atau fenomena yang dikaji.
2)    Menurut Lindgren (1985)
Penginderaan jauh yaitu berbagai teknik yang dikembangkan untuk perolehan dan analsisi informasi tentang bumi.
3)     Menurut Curran (1985)
Penginderaan jauh (remote sensing), yaitu penggunaan sensor radiasi elektromagnetik untuk merekam gambar lingkungan bumi yang dapat diinterpretasikan sehingga menghasilkan informasi yang berguna.
     Jadi, dapat disimpulkan bahwa remote sensing atau penginderaan jauh adalah ilmu, teknologi, dan seni dalam memperoleh informasi mengenai objek atau fenomena di (dekat) permukaan bumi “tanpa kontak langsung” dengan objek atau fenomena yang dikaji, melainkan melalui media perekam objek atau fenomena yang memanfaatkan energi yang berasal dari gelombang elektromagnetik dan mewujudkan hasil perekaman tersebut dalam bentuk citra.

B.   Komponen-Komponen Dalam Sistem Penginderaan Jauh
     1) Sumber Tenaga

     
  Ada dua energi yang umum digunakan dalam penginderaan jauh. Kedua energi tersebut adalah sebagai berikut:
a) Energi Gelombang Elektromagnetik Alamiah
Energi gelombang elektromagnetik alamiah berasal dari sinar matahari. Penginderaan jauh yang memanfaatkan tenaga matahari disebut sistem pasif. Contohnya proses pengambilan foto udara dan foto satelit. Untuk sistem penginderaan jauh pasif,
jumlah tenaga yang diterima oleh objek di setiap tempat berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
      1. Waktu penyinaran
        Jumlah energi yang diterima oleh objek pada saat matahari tegak lurus (siang hari) lebih besar daripada saat posisi miring (sore hari). Makin banyak energi yang diterima objek, makin cerah warna objek tersebut
      2.  Bentuk permukaan bumi
      Permukaan bumi yang bertopografi halus dan memiliki warna cerah pada permukaannya lebih banyak memantulkan sinar matahari dibandingkan permukaan yang bertopografi kasar dan berwarna gelap. Sehingga daerah bertopografi halus dan cerah terlihat lebih terang dan jelas
      3.  Keadaan cuaca
          Kondisi cuaca pada saat pemotretan mempengaruhi kemampuan sumber tenaga dalam memancarkan dan memantulkan. Misalnya kondisi udara yang berkabut menyebabkan hasil menjadi tidak begitu jelas atau bahkan tidak terlihat.
b) Energi Gelombang Elektronik Buatan
Energi gelombang elektronik buatan yang digunakan untuk memancarkan gelombang cahaya dengan panjang gelombang tertentu. Penginderaan jauh yang memanfaatkan tenaga buatan disebut sistem aktif. Contohnya adalah sistem kerja radar.

     2)  Atmosfer
         Atmosfer bersifat selektif terhadap panjang gelombang, sehingga hanya sebagian kecil saja tenaga elektromagnetik yang dapat mencapai permukaan bumi dan dimanfaatkan untuk penginderaan jauh. Panjang gelombang yang paling banyak digunakan dalam penginderaan jauh adalah sebagai berikut:
a)  Spektrum gelombang  cahaya tampak (visible), yakni spektrum gelombang cahaya yang mempunyai panjang gelombang antara 0,4μm - 0,7μm.
b)  Spektrum gelombang cahaya inframerah, yakni spektrum gelombang cahaya yang mempunyai panjang gelombang antara 0,7μm - 1,0μm.
c)  Spektrum gelombang mikro, yakni spektrum gelombang yang mempunyai panjang gelombang antara 1,0μm - 1,0m.

     3) Interaksi antara Tenaga dan Objek

       Tiap objek mempunyai karakteristik tertentu dalam memantulkan atau memancarkan tenaga ke sensor. Pengenalan objek pada dasarnya dilakukan dengan menyidik (tracing) karakteristik spektral objek yang tergambar pada citra.

     4)  Sensor
       Sensor adalah alat yang digunakan untuk melacak, mendeteksi, dan merekam suatu objek dalam daerah jangkauan tertentu. Sensor dapat dibedakan menjadi dua :
1. Sensor fotografik, merekam objek melalui proses kimiawi. Sensor ini menghasilkan foto. Sensor yang dipasang pada pesawat menghasilkan citra foto (foto udara), sensor yang dipasang pada satelit menghasilkan citra satelit (foto satelit)
2. Sensor elektronik, bekerja secara elektrik dalam bentuk sinyal. Sinyal elektrik ini direkam dalam pada pita magnetik yang kemudian dapat diproses menjadi data visual atau data digital dengan menggunakan komputer. Kemudian lebih dikenal dengan sebutan citra.

      5) Wahana
      Kendaraan yang membawa alat pemantau dinamakan wahana Berdasarkan ketinggian persedaran dan tempat pemantauannya di angkasa, wahana dapat dibedakan menjadi tiga kelompok:
1) Pesawat terbang rendah sampai menengah yang ketinggian peredarannya antara 1.000 – 9.000 meter di atas permukaan bumi
2) Pesawat terbang tinggi, yaitu pesawat yang ketinggian peredarannya lebih dari 18.000 meter di atas permukaan bumi
3) Satelit, wahana yang peredarannya antara 400 km – 900 km di luar atmosfer bumi.

      6)  Perolehan Data
        Perolehan data dapat dilakukan dengan cara manual, yakni dengan interpretasi secara visual dan dapat pula dilakukan dengan cara numerik atau cara digital, yaitu dengan menggunakan komputer. Foto udara umumnya diinterpretasi secara manual, sedangkan data hasil penginderaan secara elektronik dapat diinterpretasikan secara manual maupun numerik.

      7) Pengguna Data
         Pengguna data (orang, institusi, atau pemerintah) merupakan komponen paling penting dalam penginderaan jauh karena para penggunalah yang dapat menentukan diterima atau tidaknya hasil penginderaan jauh.

       8) Keluaran
           Data yang dihasilkan dari penginderaan jauh berupa data digital dan data visual.
a) Data digital penginderaan jauh terekam dalam bentuk angka yang menunjukkan nilai kecerahan (rona).
b) Data visual penginderaan jauh terekam dalam bentuk gambar.

C.   Jenis Penginderaan Jauh
Citra dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu citra non foto dan citra foto.
1)    Citra Non Foto
Citra nonfoto adalah citra yang pemotretannya dari luar angkasa melalui satelit. Citra nonfoto dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Berdasarkan Spektrum Elektromagentik yang digunakan, citra nonfoto dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Citra inframerah thermal, yaitu citra yang dibuat dengan spektrum inframerah termal.
2) Citra radar dan citra gelombang mikro, yaitu citra yang dibuat dengan spektrum gelombang mikro. Citra radar menggunakan tenaga buatan dan citra gelombang mikro menggunakan tenaga alamiah.

b. Berdasarkan Sensor yang digunakan, citra nonfoto dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Citra tunggal adalah citra yang dibuat dengan sensor tunggal yang salurannya lebar.
2) Citra multispektral adalah citra yang dibuat dengan saluran jamak.

c. Berdasarkan wahana yang digunakan, citra nonfoto dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Citra dirgantara adalah citra yang dibuat dengan wahana yang beroperasi di  udara, seperti citra inframerah thermal, radar, dan MSS.
2. Citra satelit, adalah citra yang dibuat dari antariksa atau angkasa luar. Citra satelit dibedakan  menjadi empat, yaitu:
    (a) citra satelit untuk penginderaan planet (Citra Satelit Viking (AS)  dengan citra satelit Venera (Rusia);
     (b) citra satelit untuk penginderaan cuaca (NDAA (AS), dan Citra Meteor (Rusia);
    (c) citra satelit untuk penginderaan sumber daya bumi (Citra Landsat (AS), Citra Soyus (Rusia), Citra SPOT (Perancis);
     (d) citra satelit untuk penginderaan laut Seasat (AS), dan Citra MOS (Jepang)

2)   Citra Foto
a.  Berdasarkan spektrum elektromagentik yang digunakan, citra foto dibedakan menjadi lima, yaitu:
1.  Foto ultraviolet, ialah foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum ultraviolet dengan panjang gelombang 0,29 mikrometer.
2.   Foto ortokromatik, adalah citra foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum tampak, dari saluran biru hingga sebagaian hijau (0,4 - 0,56 mikrometer).
3.    Foto pankromatik, ialah foto yang menggunakan seluruh spektrum tampak, mulai dari warna merah hingga ungu.
4.  Foto inframerah asli (true infrared photo) adalah foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum inframerah dekat hingga panjang gelombang 0,9 - 1,2 mikrometer yang dibuat secara khsus.

5. Foto inframerah modifikasi, adalah foto yang dibuat dengan inframerah dekat dan sebagian spektrum tampak pada saluran merah dan sebagian saluran hijau.

b.   Berdasarkan sistem wahana yang digunakan, citra foto dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.     Foto udara, adalah foto yang dibuat dari pesawat udara atau balon udara.
2.     Foto satelit atau foto orbital adalah foto yang dibuat dari satelit.

D. Manfaat Penginderaan Jauh (Remote Sensing) Dalam Bidang Pertanian dan Perkebunan

1)  Melakukan observasi pada lahan yang luas, petak tanaman hingga tiap individu tanaman
2)  Melakukan identifikasi jenis tanaman dan kondisi tanah, potensi panen, efektifitas pengairan, kesuburan dan penyakit tanaman serta kandungan air
3)     Secara berkala (time series) dapat digunakan untuk :
                              - Memantau pertumbuhan tanaman
      -  Laju perubahan jenis tanaman
      - Perubahan atau alih fungsi lahan pertanian
      - Tingkat kerusakan tanaman akibat hama dan penyakit
      -  Pemilihan tanaman yang siap panen
4)  Menghitung jumlah pohon dan volume hasil panen komoditi perkebunan
5)   Perencanaan  pola tanam perkebunan
6)  Perencanaan peremajaan tanaman perkebunan

Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Penginderaan_jauh. Diakses pada tanggal 21 Februari 2018, pukul 20:53
https://mane3x.wordpress.com/2014/04/25/pengertian-remote-sensing/. Diakses pada tanggal 21 Februari 2018, pukul 20:53
Kiefer dan Lillesand. 1990. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra (Diterjemahkan oleh Dulbahri, Prapto Suharsono, Hartono, dan Suharyadi). Yogyakarta: Gadjah Mada University.
Lindgren D.T. 1985. Land Use Planning and Remote Sensing, Martinus Nijhoff Publishers, Doldrecht
Curran, Paul J. 1985. Principles of Remote Sensing. London: Longman.



Komentar

Postingan Populer